Keindahan dan keunikan arsitektur Kantor Pos Besar Yogyakarta

Kantor Pos Besar Yogyakarta dibangun pada masa kolonial Belanda dan dirancang oleh arsitek-arsitek dari Burgerlijke Openbare Werken (BOW).

Halaman depan Kantor Pos Besar Yogyakarta. Foto oleh Paramarta Bari/Shutterstock

Oleh Anna Fadiah

Kantor Pos Besar Yogyakarta memancarkan pesona yang tak terbantahkan, memikat hati setiap orang yang mengunjunginya.

Berdiri dengan megah di tengah keramaian kota Yogyakarta, bangunannya yang bersejarah telah menjadi saksi bisu dari berbagai peristiwa dan transformasi zaman.

Dibangun pada masa kolonial Belanda, bangunan ini masih memancarkan keanggunan dan kekuatan arsitektur zaman dahulu.

Dengan detail-detail arsitektural yang klasik dan megah, setiap sudut Kantor Pos Besar Yogyakarta memberikan kesan kemegahan yang abadi.

Kantor Pos ini bukan hanya sekadar tempat untuk mengirim dan menerima surat, tetapi juga sebuah tempat yang penuh dengan kisah dan sejarah.

Di dalamnya, terdapat ruang-ruang yang menyimpan kenangan masa lalu, dari meja-meja kerja yang masih menggunakan mesin tik kuno hingga kotak-kotak pos yang telah bersaksi tentang berbagai cerita yang terkirim melalui surat.

Tak heran jika Kantor Pos Besar Yogyakarta menjadi magnet bagi para traveler yang ingin merasakan nuansa sejarah yang autentik.

Pengunjung dapat menikmati keindahan bangunan ini dari luar maupun masuk ke dalamnya untuk merasakan aura masa lalu yang masih begitu kental terasa.

Setiap sudut kantor pos ini menyimpan pesona tersendiri yang membuat siapa pun terpesona.

Bagi para penggemar fotografi, Kantor Pos Besar Yogyakarta juga menjadi objek yang menarik untuk diabadikan dalam bingkai gambar yang memukau.

Dengan keindahan dan keunikan yang dimilikinya, Kantor Pos Besar Yogyakarta tak hanya menjadi tempat untuk mengirim surat, tetapi juga menjadi destinasi wisata yang wajib dikunjungi bagi siapa pun yang ingin menggali lebih dalam tentang sejarah dan keindahan Yogyakarta.

Kantor Pos Besar Yogyakarta berdiri tegak dengan megahnya di Jalan Panembahan Senopati No. 2, Prawirodirjan, Gondomanan, Kota Jogja.

Lokasinya yang strategis membuatnya menjadi pusat perhatian tak hanya bagi para wisatawan lokal, tetapi juga bagi para pelancong mancanegara yang ingin menjelajahi pesona sejarah dan budaya Yogyakarta.

Terletak tidak jauh dari pusat keramaian Malioboro, Kantor Pos Besar Yogyakarta menjadi salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi bagi mereka yang ingin memahami lebih dalam akan kekayaan sejarah dan budaya Indonesia.

Keberadaannya yang berdekatan dengan pusat keramaian membuatnya mudah diakses oleh siapa pun yang berada di Yogyakarta.

Bangunan megah ini telah diakui secara resmi sebagai Cagar Budaya berdasarkan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM.07/PW.007/MKP/2010.

Pengakuan ini menegaskan nilai historis dan kebudayaan yang dimiliki oleh Kantor Pos Besar Yogyakarta, serta pentingnya untuk menjaganya agar tetap terawat dan dilestarikan untuk generasi mendatang.

Sebagai cagar budaya, Kantor Pos Besar Yogyakarta bukan hanya sekadar bangunan tua yang dipertahankan, tetapi juga merupakan simbol dari kekayaan budaya dan sejarah yang harus dijaga dengan baik.

Melalui pengakuan ini, diharapkan kesadaran akan pentingnya pelestarian budaya dan sejarah semakin meningkat di kalangan masyarakat.

Dengan statusnya sebagai cagar budaya dan lokasinya yang strategis, Kantor Pos Besar Yogyakarta terus menjadi magnet bagi para pengunjung yang ingin menyelami keindahan arsitektur dan kisah sejarah yang terkandung di dalamnya.

Kantor Pos Besar Yogyakarta memiliki akar yang dalam dalam sejarah kolonial Belanda yang mencengangkan.

Pembangunannya dimulai pada sekitar tahun 1912, pada masa pemerintahan kolonial tersebut.

Dilansir dari laman resmi BPCB DIY, awalnya, pada tahun 1910, bangunan Kantor Pos ini direncanakan oleh para arsitek dari Burgerlijke Openbare Werken (BOW), sebuah lembaga pemerintah kolonial yang bertanggung jawab atas pembangunan infrastruktur publik.

Setelah proses perencanaan yang teliti, akhirnya pada tahun 1912, dibangunlah sebuah bangunan megah yang bertugas melayani persuratan dan telekomunikasi pada masa itu.

Awalnya, bangunan ini dikenal dengan nama Post, Telegraaf en Telefoonkantoor, mencerminkan fungsi utamanya sebagai kantor pos, telegraf, dan telepon.

Meskipun telah berabad-abad berlalu sejak pembangunannya, Kantor Pos Besar Yogyakarta masih kokoh berdiri hingga saat ini.

Bangunan ini terus menjalankan fungsinya sebagai pusat pelayanan pos, dan tetap memancarkan pesona sejarahnya yang kaya akan cerita.

Melalui perjalanannya yang panjang sejak zaman kolonial hingga zaman modern, Kantor Pos Besar Yogyakarta telah menjadi saksi bisu dari berbagai peristiwa dan transformasi zaman.

Keberadaannya yang tetap utuh menjadi bukti kekokohan dan keabadian arsitektur serta sejarah yang terkandung di dalamnya.

Corak arsitektur sebagai bangunan indies yang terdapat pada Kantor Pos Besar Yogyakarta dapat dikenali dengan baik melalui berbagai ciri khas yang mencolok.

Salah satu ciri utamanya adalah adanya nok acretorie, yang merupakan kemuncak di sudut atap bangunan.

Nok acretorie memberikan sentuhan estetika yang khas dan menambah keanggunan pada desain atap bangunan.

Selain itu, terdapat juga lucarne, yaitu jendela kecil yang terletak di kemiringan atap.

Lucarne tidak hanya berfungsi sebagai hiasan yang mempercantik bangunan, tetapi juga memiliki peran penting sebagai ventilasi yang mampu mengalirkan udara segar ke dalam ruang di dalam atap.

Hal ini menciptakan suasana yang nyaman dan sejuk di dalam bangunan, bahkan di musim panas yang terik sekalipun.

Struktur bangunan ini juga menunjukkan kekhasannya dengan menjorok keluar dalam posisi tegak lurus.

Seringkali, bangunan ini dilengkapi dengan atap tersendiri yang memberikan sentuhan elegan dan melindungi bagian atas bangunan dari berbagai pengaruh cuaca eksternal.

Selain itu, ciri khas lain dari Kantor Pos Besar Yogyakarta adalah bukaan yang terdapat di fasadnya.

Terdapat dua jenis bukaan utama, yaitu bukaan persegi panjang dan bukaan setengah lingkaran.

Bukaan ini tidak hanya berperan sebagai sumber pencahayaan alami di dalam bangunan, tetapi juga menambah daya tarik visual pada fasad bangunan.

Dengan kombinasi ciri khas yang mencolok ini, Kantor Pos Besar Yogyakarta tidak hanya menjadi sebuah bangunan fungsional, tetapi juga sebuah karya seni arsitektur yang memukau.

Keindahan dan keunikannya menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung yang ingin mengagumi kekayaan arsitektur dan sejarah Indonesia.

Bukaan setengah lingkaran yang dominan menonjol pada fasad Kantor Pos Besar Yogyakarta memberikan ciri khas yang sangat mencolok.

Dengan jumlah enam buah, bukaan ini tidak hanya berperan sebagai sumber pencahayaan alami di dalam bangunan, tetapi juga memberikan sentuhan estetika yang unik dan memukau.

Tujuan dari adanya bukaan pada kantor pos ini sangat jelas, yaitu untuk memasukkan sinar matahari ke dalam bangunan tersebut.

Hal ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan terang, serta mengurangi ketergantungan pada pencahayaan buatan di dalam ruangan.

Dengan sinar matahari yang masuk melalui bukaan-bukaan tersebut, suasana di dalam bangunan akan terasa lebih segar dan terang, menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan menyenangkan bagi para pegawai.

Selain bukaan setengah lingkaran, ciri khas arsitektur indies lainnya juga dapat ditemukan pada Kantor Pos Besar Yogyakarta.

Garis-garis geometris yang terlihat jelas dari plesteran semen menjadi salah satu ciri yang mencolok.

Garis-garis ini memberikan kesan estetika yang modern namun tetap mempertahankan nuansa kolonial yang khas.

Tidak hanya itu, dua menara semu yang berdiri kokoh di depan bangunan utama juga menjadi ciri khas lain dari arsitektur indies.

Menara-menara ini memberikan sentuhan kemegahan dan keanggunan pada keseluruhan desain bangunan, serta menciptakan kesan monumental yang tidak terlupakan bagi para pengunjung.

Terakhir, terdapat juga teras yang menjorok ke depan, menambah pesona dan daya tarik visual pada Kantor Pos Besar Yogyakarta.

Teras ini memberikan ruang tambahan untuk berinteraksi sosial atau sekadar menikmati pemandangan sekitar, sambil menikmati segarnya udara luar.

Dengan kombinasi semua ciri khas tersebut, Kantor Pos Besar Yogyakarta tidak hanya menjadi sebuah bangunan fungsional, tetapi juga sebuah karya seni arsitektur yang memukau.

Keindahan dan keunikannya tidak hanya mencerminkan sejarah dan budaya Indonesia, tetapi juga menjadi saksi bisu dari berbagai peristiwa dan transformasi zaman yang telah dilaluinya.

Denah bangunan Kantor Pos Besar Yogyakarta yang berbentuk tapal kuda mencerminkan konsep arsitektur transisi yang menarik.

Bangunan ini menjadi salah satu contoh yang menonjol dari arsitektur masa transisi, di mana terlihat peralihan dari gaya Indische Empire Style yang dominan pada abad ke-18 dan ke-19, menuju ke gaya kolonial modern yang mulai muncul pada periode tersebut.

Gaya arsitektur Indische Empire Style ditandai dengan penggunaan elemen-elemen arsitektur yang megah dan ornamentasi yang kaya, mencerminkan kekayaan dan kebesaran kolonial pada masa itu.

Namun, dengan berjalannya waktu dan perkembangan sosial-budaya, gaya arsitektur ini mulai mengalami transformasi menuju gaya kolonial modern yang lebih sederhana dan fungsional.

Denah bangunan yang berbentuk tapal kuda menunjukkan peralihan ini dengan jelas.

Meskipun masih mempertahankan beberapa elemen khas dari gaya Indische Empire Style, seperti ornamentasi yang kaya dan detail-detail arsitektural yang megah, namun juga terlihat adanya upaya untuk menyederhanakan desain dan memperhatikan fungsionalitas bangunan.

Konsep arsitektur transisi yang terdapat pada Kantor Pos Besar Yogyakarta ini menjadi bukti dari dinamika perkembangan arsitektur kolonial di Indonesia pada masa itu.

Perubahan gaya arsitektur tidak hanya mencerminkan perubahan selera dan kebutuhan, tetapi juga menjadi cermin dari perubahan sosial, politik, dan budaya yang terjadi di masyarakat kolonial pada saat itu.

Dengan demikian, Kantor Pos Besar Yogyakarta bukan hanya merupakan sebuah bangunan fungsional, tetapi juga sebuah artefak berharga yang mencerminkan sejarah dan perkembangan arsitektur kolonial di Indonesia.

Melalui keunikan denahnya yang menggabungkan elemen-elemen dari dua gaya arsitektur yang berbeda, bangunan ini menjadi saksi bisu dari perjalanan panjang sejarah dan keberagaman budaya Indonesia.

Bangunan Kantor Pos Besar Yogyakarta telah menjaga orientasinya ke arah utara sejak awal pembangunannya.

Dengan bangunan yang memanjang dari timur ke barat, orientasi ini memastikan bahwa bangunan selalu mendapatkan paparan sinar matahari yang optimal sepanjang hari.

Meskipun telah berabad-abad berdiri, orientasi bangunan ini tetap tidak berubah, menunjukkan kekokohan dan keandalan desainnya.

Corak bangunan bergaya indis terlihat sangat kental pada Kantor Pos Besar Yogyakarta.

Salah satu ciri yang paling mencolok adalah atap langit-langit yang tinggi, menciptakan ruang dalam bangunan yang lapang dan terang.

Selain itu, struktur bangunan yang kokoh juga menjadi ciri khas dari gaya arsitektur indis, menunjukkan kehandalan konstruksi bangunan ini sepanjang masa.

Ruangan yang luas di dalam bangunan Kantor Pos Besar Yogyakarta memberikan fleksibilitas yang besar dalam penggunaannya.

Dari ruang pelayanan pos hingga ruang administrasi, setiap bagian bangunan ini dirancang untuk memberikan kenyamanan dan fungsionalitas yang optimal bagi para penggunanya.

Sebagai sebuah bangunan cagar budaya, Kantor Pos Besar Yogyakarta telah diberikan status kelas B dalam kategori bangunan heritage.

Artinya, bangunan ini dapat dipugar kembali melalui proses restorasi untuk menjaga keaslian dan keindahannya.

Melalui restorasi yang tepat, warisan berharga ini dapat terus dijaga dan dinikmati oleh generasi mendatang.

Dengan kekokohan strukturnya, ruang yang luas, dan nilai historisnya yang tinggi, Kantor Pos Besar Yogyakarta tetap menjadi salah satu ikon yang membanggakan dari kekayaan arsitektur dan sejarah Indonesia.

Melalui upaya pelestarian dan pengelolaan yang baik, bangunan ini akan terus menjadi saksi bisu dari berbagai peristiwa dan perubahan zaman yang telah dilaluinya.

Sejak didirikan, Kantor Pos Besar Yogyakarta telah mengalami beberapa kali pemugaran demi meningkatkan pemanfaatan dan fungsionalitasnya.

Pemugaran tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan aktual tanpa mengorbankan keaslian dan integritas bangunan cagar budaya ini.

Salah satu bentuk pemugaran yang dilakukan adalah dengan penambahan bangunan baru, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan layanan pos yang semakin berkembang.

Penambahan ruang juga dilakukan dengan menggunakan sekat permanen maupun non-permanen, memungkinkan penyesuaian ruang sesuai dengan tuntutan waktu tanpa merusak struktur asli bangunan.

Selain itu, pengecatan ulang dilakukan untuk mengikuti warna khas corporate Pos Indonesia, memberikan sentuhan segar pada penampilan bangunan tanpa mengubah karakteristik asli dari fasad utamanya.

Pentingnya mempertahankan keutuhan fasad utama bangunan cagar budaya diakui sepenuhnya, sehingga setiap pemugaran dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan detail-detail arsitektural yang penting.

Renovasi pertama dilakukan pada tahun 1986, yang bertujuan untuk memperbaharui infrastruktur dan memperbaiki kondisi bangunan yang telah mengalami kerusakan seiring berjalannya waktu.

Renovasi kedua dilakukan pada tahun 1991, dengan fokus pada peningkatan kenyamanan dan fungsionalitas bangunan sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan layanan pos yang semakin kompleks.

Melalui pemugaran yang dilakukan, Kantor Pos Besar Yogyakarta terus bertransformasi untuk tetap relevan dan memenuhi tuntutan zaman, sambil tetap mempertahankan keindahan dan keaslian sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia.

Dengan demikian, bangunan ini tetap menjadi pusat pelayanan yang penting bagi masyarakat, sambil terus menginspirasi dengan keanggunan dan kekuatannya yang abadi.

Bangunan Kantor Pos Besar Yogyakarta memiliki struktur bertingkat dua lantai yang menarik.

Lantai satu dari bangunan ini adalah bagian yang masih asli dan memiliki status sebagai bangunan cagar budaya yang dilindungi.

Saat ini, lantai satu dipergunakan untuk berbagai kegiatan layanan pos serta ruang perkantoran.

Lantai satu juga sering disebut sebagai bangunan induk, karena menjadi pusat utama dari seluruh kompleks kantor pos tersebut.

Pola ruang pada bagian lantai satu ini membentuk struktur berbentuk huruf L.

Desain ini memungkinkan pengaturan ruang yang efisien dan fungsional, dengan memaksimalkan pemanfaatan area yang tersedia.

Ruang-ruang layanan dan perkantoran disusun secara teratur mengikuti pola tersebut, menciptakan aliran kerja yang lancar dan efektif bagi para pegawai pos maupun pengunjung.

Selain berfungsi sebagai tempat layanan pos dan perkantoran, lantai satu dari Kantor Pos Besar Yogyakarta juga mungkin memiliki ruang-ruang lain, seperti ruang rapat atau ruang tunggu untuk pengunjung.

Adanya variasi ruang ini menambah fleksibilitas dan kenyamanan bagi pengguna bangunan.

Meskipun telah mengalami berbagai pemugaran dan renovasi, bagian lantai satu dari Kantor Pos Besar Yogyakarta tetap mempertahankan keaslian dan karakteristiknya sebagai bangunan cagar budaya.

Dengan pola ruang yang terorganisir dengan baik dan fungsi yang jelas, lantai satu ini terus menjadi pusat aktivitas yang penting dalam operasional kantor pos tersebut.

Dengan demikian, lantai satu dari Kantor Pos Besar Yogyakarta tidak hanya merupakan bagian yang penting dalam kompleks bangunan tersebut, tetapi juga menjadi perwujudan dari keindahan dan kekuatan arsitektur kolonial Indonesia yang abadi.

Pemanfaatan ruang di lantai satu Kantor Pos Besar Yogyakarta dapat diuraikan menjadi dua bagian yang berbeda.

Bagian pertama terletak di sayap utara bangunan, yang didedikasikan untuk area pelayanan.

Ruang ini memiliki denah yang memanjang dari timur ke barat, menciptakan koridor yang panjang dan Dengan penempatan layanan yang terorganisir dengan baik, pengunjung dapat dengan mudah mengakses berbagai layanan pos yang disediakan, mulai dari pengiriman paket hingga pembelian prangko.

Bagian kedua terletak di sayap barat bangunan, yang terdiri dari ruang perkantoran.

Ruangan ini juga memiliki denah yang memanjang, namun ke arah belakang, dari utara ke selatan.

Di bagian paling utara sayap barat, terdapat area pelayanan yang menjadi batasnya, memisahkan ruang perkantoran dari ruang layanan.

Ruang perkantoran ini dirancang untuk memberikan lingkungan kerja yang nyaman dan produktif bagi para pegawai pos.

Dengan pencahayaan alami yang cukup dan ruang yang luas, ruang perkantoran ini menciptakan atmosfer yang kondusif untuk bekerja.

Pemanfaatan ruang yang terorganisir dengan baik di lantai satu Kantor Pos Besar Yogyakarta memungkinkan efisiensi dalam operasional sehari-hari dan memberikan pengalaman yang nyaman bagi pengunjung serta pegawai.

Dengan adanya pembagian yang jelas antara area pelayanan dan ruang perkantoran, setiap bagian bangunan dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan tujuan dan fungsinya masing-masing.

Melalui pengaturan ruang yang terencana dengan baik, Kantor Pos Besar Yogyakarta terus menjadi pusat layanan pos yang efisien dan terpercaya bagi masyarakat, sambil tetap mempertahankan keindahan dan keaslian sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia.

Bangunan cagar budaya di lantai dua Kantor Pos Besar Yogyakarta memiliki bentuk yang unik, membentuk huruf L ketika dilihat dari atas.

Pola ruangan yang terdapat di lantai dua ini juga mengikuti pola linier yang memanjang dari timur ke barat, kemudian berbelok memanjang ke belakang dari utara ke selatan, sesuai dengan bentuk huruf L yang terbentuk.

Pola ruangan yang linier dan memanjang ini menciptakan koridor yang panjang dan luas di sepanjang lantai dua bangunan.

Ruangan-ruangan pada lantai dua ini mungkin digunakan untuk berbagai keperluan, seperti ruang rapat, ruang administrasi, atau ruang kerja tambahan bagi pegawai pos.

Dengan pengaturan yang terencana dengan baik, ruang-ruang ini dapat berfungsi secara efisien sesuai dengan kebutuhan operasional kantor pos.

Pola linier yang terdapat di lantai dua juga menciptakan aliran kerja yang teratur dan efisien bagi pengguna bangunan.

Dengan pengaturan ruangan yang memanjang, pengunjung atau pegawai pos dapat dengan mudah bergerak dari satu ruangan ke ruangan lainnya tanpa mengalami hambatan.

Hal ini menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan produktif bagi para pegawai pos, serta pengalaman yang menyenangkan bagi pengunjung yang datang ke kantor pos.

Selain itu, pola ruangan yang mengikuti bentuk huruf L ini juga menciptakan kesan estetika yang unik dan menarik bagi bangunan.

Dengan bentuk bangunan yang tidak konvensional, Kantor Pos Besar Yogyakarta menjadi lebih menonjol dan memikat perhatian para pengunjungnya.

Dengan demikian, pola ruangan yang terdapat di lantai dua Kantor Pos Besar Yogyakarta tidak hanya mencerminkan efisiensi dalam penggunaan ruang, tetapi juga menciptakan keindahan visual yang menarik.

Melalui pengaturan ruang yang terencana dengan baik, bangunan ini terus menjadi pusat layanan pos yang efisien dan terpercaya bagi masyarakat, sambil tetap mempertahankan keindahan dan keaslian sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia.

Posting Komentar