Mengenal teori permintaan uang menurut Irving Fisher

Menurut Irving Fisher, teori permintaan uang mencoba menjelaskan alasan mengapa orang memilih untuk memegang sejumlah uang tunai tertentu.

Ilustrasi oleh Clarisa Sendy

Oleh Anna Fadiah

Irving Fisher, seorang ekonom ternama abad ke-20, dikenal karena kontribusinya yang besar dalam memahami perilaku ekonomi, terutama dalam bidang teori keuangan dan moneter.

Salah satu konsep kunci yang diusungnya adalah teori permintaan uang, yang telah menjadi landasan penting dalam analisis ekonomi makro modern.

Dalam teori ini, Fisher menyajikan pandangannya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi orang untuk memegang uang tunai, yang kemudian memberikan kontribusi penting terhadap pemahaman tentang kebijakan moneter dan dinamika pasar keuangan.

Menurut Fisher, permintaan uang dipengaruhi oleh tiga faktor utama: transaksi, keamanan, dan spekulasi.

Pertama, alasan utama seseorang memegang uang adalah untuk memenuhi kebutuhan transaksi sehari-hari, seperti pembelian barang dan jasa.

Semakin tinggi tingkat pendapatan dan aktivitas ekonomi, semakin tinggi pula permintaan uang untuk transaksi ini.

Kedua, keamanan. Fisher menekankan bahwa uang tunai juga berfungsi sebagai cadangan keuangan untuk mengatasi ketidakpastian dalam kehidupan. Orang lebih cenderung memegang lebih banyak uang tunai saat merasa tidak aman secara finansial atau ketika mereka mengantisipasi situasi darurat.

Ketiga, spekulasi. Fisher mengakui bahwa sebagian orang memegang uang tidak hanya untuk kebutuhan transaksi atau keamanan, tetapi juga untuk memanfaatkannya dalam investasi atau spekulasi. Dalam konteks ini, permintaan uang dapat dipengaruhi oleh harapan tentang perubahan nilai aset, tingkat bunga, atau kondisi pasar keuangan secara keseluruhan.

Pemahaman tentang teori permintaan uang yang dikembangkan oleh Irving Fisher telah memberikan kontribusi penting terhadap pengembangan kebijakan moneter dan perencanaan ekonomi makro.

Konsep-konsep yang diajukan oleh Fisher tetap relevan dalam analisis ekonomi modern, dan karyanya terus menjadi bahan kajian yang penting bagi para ekonom di seluruh dunia.

Teori permintaan uang menurut Irving Fisher mencoba menjelaskan alasan di balik keputusan individu dalam memegang sejumlah uang tunai tertentu.

Fisher menyajikan pendekatannya dengan mengidentifikasi dua kebutuhan utama yang dihadapi oleh pemegang uang: kebutuhan transaksi dan kebutuhan spekulasi.

Kebutuhan transaksi mengacu pada uang yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti pembelian barang dan jasa.

Ini termasuk segala macam transaksi harian yang melibatkan uang, seperti membayar tagihan, membeli makanan, atau membayar transportasi.

Tingkat kebutuhan transaksi ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti tingkat pendapatan, pola pengeluaran, dan tingkat aktivitas ekonomi secara keseluruhan.

Di sisi lain, kebutuhan spekulasi berkaitan dengan motivasi seseorang untuk memegang uang sebagai bentuk investasi atau spekulasi.

Ini mungkin terjadi ketika seseorang memilih untuk memegang uang daripada menginvestasikannya dalam aset finansial lainnya, seperti saham atau obligasi, karena mereka percaya bahwa nilai uang tersebut akan meningkat atau karena mereka mengantisipasi perubahan di pasar keuangan.

Fisher juga menekankan pentingnya keamanan dalam pengambilan keputusan tentang memegang uang tunai.

Ketika ada ketidakpastian ekonomi atau ketika individu menghadapi situasi keuangan yang tidak menentu, mereka cenderung untuk memegang lebih banyak uang tunai sebagai cadangan darurat.

Hal ini merupakan respons alamiah terhadap risiko keuangan dan ketidakpastian masa depan.

Dengan menggabungkan kebutuhan transaksi, kebutuhan spekulasi, dan pertimbangan keamanan, teori permintaan uang menurut Irving Fisher memberikan pandangan yang holistik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan individu dalam memegang uang tunai.

Pemahaman ini tidak hanya relevan dalam konteks kebijakan moneter dan perencanaan ekonomi, tetapi juga memberikan wawasan yang berharga tentang perilaku keuangan individu dalam kehidupan sehari-hari.

Fisher mengatakan bahwa uang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan transaksi sehari-hari.

Ini mencakup segala jenis pembelian barang dan jasa yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari membeli makanan dan membayar tagihan hingga membeli pakaian dan memenuhi kebutuhan rumah tangga lainnya.

Semakin tinggi tingkat kegiatan ekonomi seseorang, semakin besar pula kebutuhan akan uang untuk transaksi ini.

Kebutuhan akan uang tunai untuk transaksi sehari-hari juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti tingkat pendapatan individu, struktur pengeluaran, dan tingkat inflasi.

Individu dengan pendapatan yang lebih tinggi cenderung memiliki kebutuhan transaksi yang lebih besar karena mereka mungkin menghabiskan lebih banyak uang untuk barang dan layanan yang mereka butuhkan atau inginkan.

Selain itu, tingkat inflasi juga memainkan peran penting dalam menentukan seberapa banyak uang yang diperlukan untuk kebutuhan transaksi.

Semakin tinggi tingkat inflasi, semakin cepat nilai uang menurun, yang berarti individu perlu memegang lebih banyak uang tunai untuk membeli jumlah barang dan jasa yang sama.

Fisher menyoroti pentingnya memahami kebutuhan transaksi ini dalam konteks perencanaan keuangan dan manajemen keuangan pribadi.

Mengelola keuangan pribadi dengan baik melibatkan pemahaman yang baik tentang bagaimana mengalokasikan uang untuk kebutuhan transaksi yang berbeda dan memastikan bahwa seseorang memiliki cukup uang tunai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa kesulitan keuangan.

Ini membantu individu untuk mengatur anggaran mereka dengan lebih efektif dan menghindari masalah keuangan yang tidak perlu.

Kebutuhan akan uang untuk spekulasi juga menjadi pertimbangan penting dalam teori permintaan uang menurut Irving Fisher.

Ini berkaitan dengan antisipasi perubahan tingkat bunga di masa depan.

Jika seseorang memperkirakan bahwa tingkat bunga akan naik, mereka mungkin lebih memilih untuk memegang sejumlah uang tunai daripada menginvestasikannya pada saat ini.

Pemegang uang yang memiliki keyakinan bahwa tingkat bunga akan naik mungkin merasa bahwa menahan uang tunai lebih menguntungkan daripada menginvestasikannya dalam instrumen keuangan dengan tingkat bunga yang lebih rendah saat ini.

Dengan memegang uang tunai, mereka dapat memanfaatkan peluang investasi yang lebih menguntungkan ketika tingkat bunga naik di masa depan.

Namun, keputusan untuk memegang uang tunai untuk kebutuhan spekulasi juga harus mempertimbangkan risiko dan potensi kerugian.

Jika prediksi tentang perubahan tingkat bunga ternyata salah, pemegang uang bisa kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pengembalian investasi yang lebih tinggi dengan menahan uang tunai.

Selain itu, memegang uang tunai dalam jumlah besar juga dapat menimbulkan risiko kehilangan daya beli karena inflasi.

Fisher menekankan bahwa dalam mengambil keputusan tentang seberapa banyak uang yang harus dipertahankan untuk spekulasi, individu harus mempertimbangkan dengan hati-hati faktor-faktor ekonomi dan kondisi pasar yang relevan.

Ini termasuk memantau perkembangan ekonomi global, perubahan kebijakan moneter, dan tren pasar keuangan.

Pemahaman yang baik tentang kebutuhan akan uang untuk spekulasi membantu individu untuk membuat keputusan investasi yang lebih bijaksana dan mengelola portofolio keuangan mereka dengan lebih efektif.

Hal ini dapat membantu mereka untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang mereka dengan lebih baik dan mengurangi risiko kerugian investasi yang tidak perlu.

Faktor yang mempengaruhi permintaan uang menurut Irving Fisher

Menurut Irving Fisher, seorang ekonom terkemuka abad ke-20, permintaan uang dipengaruhi oleh beberapa faktor kunci.

Mari kita telaah faktor-faktor tersebut lebih lanjut:

  1. Tingkat Pendapatan: Tingkat pendapatan seseorang memainkan peran penting dalam menentukan seberapa besar permintaan uangnya. Semakin tinggi pendapatan seseorang, semakin besar kemungkinannya untuk memiliki permintaan uang yang lebih besar. Ini karena individu dengan pendapatan yang lebih tinggi memiliki kebutuhan transaksi yang lebih besar untuk memenuhi gaya hidup mereka.
  2. Harga-harga Barang dan Jasa: Perubahan dalam harga barang dan jasa juga memengaruhi permintaan uang seseorang. Jika harga-harga naik, orang mungkin membutuhkan lebih banyak uang tunai untuk membeli barang dan jasa yang sama. Sebaliknya, jika harga-harga turun, permintaan uang cenderung menurun karena orang membutuhkan uang lebih sedikit untuk transaksi sehari-hari mereka.
  3. Tingkat Bunga: Tingkat bunga adalah faktor penting lainnya yang memengaruhi permintaan uang. Tingkat bunga yang lebih tinggi cenderung meningkatkan permintaan uang, karena orang lebih mungkin memilih untuk memegang uang tunai daripada menginvestasikannya pada tingkat bunga yang lebih rendah. Sebaliknya, jika tingkat bunga rendah, permintaan uang cenderung menurun karena orang lebih cenderung untuk menginvestasikan uang mereka dalam instrumen keuangan yang memberikan pengembalian yang lebih tinggi.
  4. Harapan tentang Perubahan Tingkat Bunga: Harapan tentang perubahan tingkat bunga di masa depan juga memengaruhi permintaan uang. Jika seseorang memperkirakan bahwa tingkat bunga akan naik di masa mendatang, mereka mungkin cenderung memegang lebih banyak uang tunai saat ini untuk memanfaatkan peluang investasi yang lebih menguntungkan di masa mendatang. Sebaliknya, jika seseorang memperkirakan bahwa tingkat bunga akan turun, mereka mungkin cenderung mengurangi permintaan uang mereka saat ini.

Dengan memahami faktor-faktor ini, kita dapat lebih baik memahami perilaku permintaan uang dan bagaimana pengaruhnya terhadap keputusan keuangan individu dan kebijakan moneter secara keseluruhan.

Posting Komentar