Otak. Ilustrasi oleh Clarisa Sendy |
Otak manusia adalah sebuah organ yang luar biasa kompleks, dan salah satu fungsi utamanya adalah menyimpan dan mengolah memori.
Sejak kita kecil hingga dewasa, otak kita terus menerima, menyimpan, dan mengolah informasi dari lingkungan sekitar serta pengalaman-pengalaman yang kita alami.
Namun, yang menarik adalah bahwa otak kita sebenarnya tidak hanya menyimpan semua informasi yang kita terima secara pasif.
Sebaliknya, otak kita secara terus-menerus melakukan proses penyaringan atau penilaian terhadap informasi yang diterima, sehingga tidak semua informasi tersebut disimpan dalam memori jangka panjang.
Proses ini disebut dengan istilah seleksi atau penyaringan memori.
Artinya, otak kita secara tidak sadar memilah-milah informasi mana yang dianggap penting dan layak disim9pan dalam memori jangka panjang, dan mana yang dianggap tidak penting dan kemudian dilupakan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses seleksi memori ini.
Salah satunya adalah relevansi informasi tersebut dengan kepentingan dan kebutuhan kita.
Informasi yang dianggap relevan atau penting untuk kehidupan sehari-hari biasanya lebih cenderung disimpan dalam memori jangka panjang, sementara informasi yang dianggap tidak relevan atau kurang penting cenderung dilupakan.
Selain itu, emosi juga memainkan peran penting dalam proses seleksi memori.
Pengalaman atau informasi yang terkait dengan emosi yang kuat, baik itu sukacita, ketakutan, atau kesedihan, cenderung lebih mudah disimpan dalam memori jangka panjang.
Ini bisa menjelaskan mengapa kita cenderung lebih mudah mengingat pengalaman-pengalaman yang memiliki nilai emosional yang tinggi.
Namun, proses seleksi memori ini juga bisa berdampak negatif.
Terkadang, otak kita bisa saja salah memilih atau salah menilai informasi yang sebenarnya penting untuk disimpan.
Hal ini bisa terjadi karena berbagai faktor, seperti gangguan konsentrasi, kelelahan, atau bahkan kondisi kesehatan mental tertentu.
Meskipun begitu, proses seleksi memori ini sebenarnya merupakan mekanisme yang penting bagi otak kita untuk menjaga kinerja memori tetap optimal.
Dengan cara ini, otak kita dapat mengelola informasi dengan lebih efisien dan efektif, sehingga kita dapat mengingat hal-hal yang benar-benar penting dan relevan bagi kehidupan kita, sementara hal-hal yang tidak penting dapat dilupakan atau diabaikan.
Pertanyaan tentang bagaimana otak memilah ingatan tertentu merupakan salah satu misteri yang belum sepenuhnya terpecahkan dalam bidang ilmu saraf kognitif.
Meskipun demikian, beberapa penelitian dan teori telah memberikan wawasan tentang bagaimana proses tersebut mungkin terjadi.
Menurut Oliver Hardt, seorang ahli psikologi dari Universitas McGill di Kanada, otak manusia bekerja dengan cara yang sangat kompleks dan seringkali sulit dipahami.
Proses memori adalah hasil dari interaksi yang rumit antara berbagai area otak yang berbeda, termasuk hippocampus, korteks prefrontal, dan amigdala.
Satu teori yang dikenal dalam memahami bagaimana otak memilah ingatan tertentu adalah teori seleksi dan konsolidasi memori.
Teori ini menyatakan bahwa otak secara aktif memilih ingatan mana yang akan disimpan dalam memori jangka panjang dan mana yang akan dilupakan.
Proses ini melibatkan tahap seleksi awal di mana otak mengevaluasi informasi yang baru diterima dan memutuskan apakah informasi tersebut layak disimpan atau tidak.
Setelah itu, ingatan yang dipilih akan melewati tahap konsolidasi di mana ingatan tersebut diperkuat dan diintegrasikan ke dalam jaringan memori otak.
Namun, terdapat pula pandangan bahwa otak bekerja secara acak atau random dalam proses memori.
Ini mengacu pada gagasan bahwa terlalu banyak variabel yang terlibat dalam proses memori sehingga sulit untuk memprediksi atau mengontrol bagaimana otak akan memilah ingatan tertentu.
Faktor-faktor seperti emosi, prioritas, pengalaman masa lalu, dan kondisi fisik dan mental dapat mempengaruhi cara otak menyimpan dan mengakses ingatan.
Selain itu, terdapat juga konsep bahwa otak kita cenderung menyimpan ingatan yang memiliki makna atau relevansi yang kuat.
Ingatan yang terkait dengan pengalaman emosional, penting dalam kehidupan sehari-hari, atau memiliki keterkaitan dengan informasi yang sudah ada dalam memori jangka panjang kita cenderung lebih mudah disimpan dan diakses oleh otak.
Meskipun masih banyak yang harus dipelajari tentang bagaimana otak memilah ingatan tertentu, penelitian dan pemahaman yang berkembang dalam bidang ilmu saraf kognitif terus memberikan wawasan yang lebih baik tentang proses kompleks ini.
Dengan memahami lebih dalam tentang mekanisme otak, kita dapat terus mengembangkan strategi dan intervensi untuk meningkatkan fungsi kognitif dan memori kita.
Cara kerja otak dan mekanisme memorinya memang sangat kompleks dan menakjubkan.
Otak kita memiliki kemampuan untuk bereaksi dengan cepat terhadap rangsangan dari lingkungan sekitar, termasuk saat sesuatu yang penting atau menarik terjadi di sekitar kita.
Namun, seringkali otak kita juga mengalami kesulitan dalam menentukan apa yang sebenarnya penting untuk diperhatikan di antara banyaknya informasi yang masuk.
Para ahli percaya bahwa tidur memiliki peran yang sangat penting dalam memperkuat memori dan melawan gangguan ingatan.
Selama tidur, otak kita melakukan berbagai proses yang membantu konsolidasi dan pengaturan kembali informasi yang telah kita terima selama periode yang sadar.
Salah satu proses tersebut adalah konsolidasi memori, di mana ingatan yang baru diproses dan disimpan ke dalam memori jangka panjang.
Selama tidur, otak juga melakukan proses pembersihan atau penghapusan ingatan yang tidak penting atau kurang relevan.
Hal ini membantu otak untuk memilah-milah informasi yang benar-benar penting dan mengurangi gangguan yang dapat mengganggu fungsi memori kita.
Memori otak manusia memang merupakan sesuatu yang sangat rumit dan terkadang sulit dipahami.
Namun, melalui penelitian dan pemahaman yang terus berkembang dalam bidang ilmu saraf dan psikologi kognitif, kita semakin memahami lebih dalam tentang cara kerja otak dan mekanisme memorinya.
Dengan pemahaman yang lebih baik ini, kita dapat mengembangkan strategi dan teknik untuk meningkatkan fungsi memori dan menghadapi gangguan ingatan dengan lebih efektif.