Perbedaan teks biografi dan autobiografi

Ilustrasi oleh Clarisa Sendy

Obsvor.com - Biografi dan autobiografi adalah dua jenis tulisan yang sangat mirip namun memiliki perbedaan mendasar dalam hal sumber penulisannya.

Kedua teks ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang perjalanan hidup seseorang, khususnya tokoh terkenal atau individu yang memiliki prestasi istimewa.

Namun, cara penyampaian dan perspektif yang digunakan dalam menulis kedua teks tersebut berbeda.

Pengertian biografi dan autobiografi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), biografi adalah riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain.

Dengan kata lain, penulis biografi bukanlah orang yang menjalani kehidupan yang diceritakan, melainkan pihak ketiga yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber untuk menuliskan kisah hidup tokoh tersebut.

Proses penulisan biografi melibatkan penelitian yang mendalam, wawancara dengan orang-orang terdekat tokoh, serta pengumpulan berbagai dokumen dan catatan yang berkaitan dengan perjalanan hidup tokoh tersebut.

Sementara itu, autobiografi adalah riwayat hidup pribadi yang ditulis sendiri oleh individu yang bersangkutan.

Autobiografi memberikan kesempatan bagi penulis untuk menceritakan kisah hidupnya dari sudut pandang pribadi, dengan menambahkan refleksi dan pengalaman yang dirasakan secara langsung.

Autobiografi sering kali mencerminkan pemikiran, perasaan, dan pandangan hidup penulis, sehingga memberikan gambaran yang lebih intim dan mendalam tentang perjalanan hidupnya.

Ciri-ciri biografi

Biografi memiliki ciri-ciri khusus yang membedakannya dari jenis tulisan lain.

Biografi ditulis oleh orang lain, bukan oleh individu yang kisah hidupnya diceritakan.

Biografi biasanya didasarkan pada penelitian yang ekstensif dan melibatkan berbagai sumber informasi, termasuk wawancara, dokumen sejarah, surat-surat pribadi, dan catatan publik.

Biografi cenderung bersifat objektif, meskipun penulis dapat menambahkan interpretasi dan analisis mereka sendiri terhadap peristiwa dan keputusan yang diambil oleh tokoh yang diceritakan.

Biografi juga sering kali mengikuti struktur kronologis, dimulai dari masa kecil tokoh, perjalanan pendidikan, karier, hingga pencapaian dan tantangan yang dihadapi sepanjang hidupnya.

Beberapa biografi mungkin juga menyertakan konteks sejarah atau sosial yang relevan untuk memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang lingkungan dan kondisi di mana tokoh tersebut hidup.

Ciri-ciri autobiografi

Autobiografi, di sisi lain, ditulis oleh individu yang mengalami langsung semua peristiwa yang diceritakan.

Hal ini membuat autobiografi lebih subyektif karena penulis menambahkan perspektif pribadi, perasaan, dan refleksi terhadap setiap peristiwa yang dialaminya.

Penulis autobiografi memiliki kebebasan untuk menyampaikan kisah hidupnya dengan cara yang paling autentik dan sesuai dengan pengalaman mereka sendiri.

Autobiografi sering kali mencakup momen-momen penting dalam kehidupan penulis, seperti masa kecil, pendidikan, hubungan pribadi, dan pencapaian karier.

Penulis juga dapat berbagi wawasan tentang nilai-nilai, keyakinan, dan filosofi hidup mereka.

Dalam beberapa kasus, autobiografi dapat berfungsi sebagai sarana bagi penulis untuk memberikan pesan atau pelajaran hidup kepada pembaca.

Contoh dan relevansi

Contoh terkenal dari biografi termasuk karya Walter Isaacson tentang Steve Jobs, di mana Isaacson mengumpulkan wawancara dan berbagai sumber informasi untuk menuliskan perjalanan hidup pendiri Apple tersebut.

Buku ini memberikan wawasan mendalam tentang visi, inovasi, dan tantangan yang dihadapi oleh Jobs sepanjang kariernya.

Sementara itu, contoh autobiografi yang terkenal adalah Long Walk to Freedom oleh Nelson Mandela.

Dalam buku ini, Mandela menceritakan perjalanan hidupnya dari masa kecil di desa Qunu hingga perjuangannya melawan apartheid dan menjadi Presiden Afrika Selatan.

Melalui autobiografinya, Mandela menyampaikan refleksi pribadi dan pandangannya tentang perjuangan, kebebasan, dan rekonsiliasi.

Baik biografi maupun autobiografi memberikan kontribusi penting dalam mendokumentasikan sejarah hidup seseorang.

Biografi menawarkan perspektif dari pihak ketiga yang mungkin lebih objektif dan didasarkan pada penelitian yang mendalam.

Autobiografi, di sisi lain, memberikan suara langsung dari individu yang mengalami peristiwa tersebut, dengan tambahan refleksi dan pemikiran pribadi.

Keduanya memiliki tempat yang penting dalam sastra dan sejarah, membantu kita memahami kehidupan dan kontribusi tokoh-tokoh terkenal atau individu yang telah mencapai prestasi istimewa.

Perbedaan utama dalam sumber penulisannya membawa keunikan tersendiri dalam cara cerita tersebut disampaikan, sehingga memberikan variasi dalam memahami dan menghargai perjalanan hidup seseorang.

Pengaruh dan dampak

Kedua jenis teks ini, baik biografi maupun autobiografi, memiliki pengaruh dan dampak yang signifikan terhadap pembaca.

Dengan mempelajari kehidupan orang lain, terutama mereka yang memiliki prestasi atau mengalami perjuangan besar, pembaca dapat mengambil inspirasi dan pelajaran berharga.

Kisah hidup tokoh terkenal dapat memberikan wawasan tentang bagaimana menghadapi tantangan, mengatasi rintangan, dan mencapai kesuksesan.

Biografi sering kali ditulis oleh penulis yang ahli di bidangnya, sehingga mereka dapat menyusun narasi yang mendalam dan komprehensif.

Ini memberikan pembaca pandangan yang kaya dan beragam tentang kehidupan tokoh tersebut, mencakup sudut pandang yang berbeda dari orang-orang yang mengenalnya.

Penelitian yang ekstensif juga memberikan kredibilitas dan keakuratan pada kisah yang disampaikan.

Autobiografi, dengan sifatnya yang subyektif, memungkinkan penulis untuk berbagi pengalaman pribadi yang mungkin tidak terungkap dalam biografi.

Penulis dapat mengungkapkan emosi, motivasi, dan pemikiran terdalam yang mereka alami selama perjalanan hidup mereka

 Hal ini bisa membuat autobiografi lebih menyentuh dan relatable bagi pembaca, karena mereka dapat merasakan keterlibatan langsung dengan penulis.

Relevansi di era modern

Di era modern, baik biografi maupun autobiografi tetap relevan dan diminati oleh banyak orang.

Kehidupan tokoh-tokoh terkenal, mulai dari pemimpin politik, pebisnis sukses, selebritas, hingga ilmuwan terkemuka, selalu menarik untuk diikuti.

Kisah-kisah ini tidak hanya memberikan inspirasi, tetapi juga memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang konteks sejarah dan sosial di mana mereka hidup.

Selain itu, teknologi dan media sosial telah memudahkan penulis untuk mempublikasikan karya mereka.

Banyak autobiografi yang kini diterbitkan dalam bentuk digital, memudahkan akses bagi pembaca di seluruh dunia.

Platform media sosial juga memungkinkan tokoh terkenal untuk berbagi bagian dari kisah hidup mereka secara langsung kepada pengikut mereka, meskipun tidak dalam format buku tradisional.

Tantangan dalam penulisan

Menulis biografi atau autobiografi bukanlah tugas yang mudah.

Penulis biografi harus melakukan penelitian yang mendalam, mengumpulkan data dari berbagai sumber, dan menyusunnya menjadi narasi yang kohesif dan menarik.

Mereka harus menjaga keseimbangan antara objektivitas dan interpretasi pribadi, serta memastikan bahwa informasi yang disampaikan akurat dan bisa dipercaya.

Di sisi lain, menulis autobiografi menuntut penulis untuk jujur dan terbuka tentang pengalaman pribadi mereka.

Ini bisa menjadi tantangan emosional, karena mereka harus mengungkapkan momen-momen pribadi yang mungkin sulit atau menyakitkan.

Penulis juga harus memiliki kemampuan menulis yang baik untuk menyampaikan cerita mereka dengan cara yang menarik dan mudah dipahami oleh pembaca.

Biografi dan autobiografi adalah dua bentuk tulisan yang sangat berharga dalam mendokumentasikan perjalanan hidup seseorang.

Meskipun mereka memiliki perbedaan dalam hal sumber penulisan dan sudut pandang, keduanya memberikan wawasan yang berharga tentang kehidupan individu yang telah membuat dampak signifikan dalam masyarakat.

Melalui biografi, kita dapat melihat kehidupan seseorang melalui lensa yang lebih objektif dan luas, sedangkan melalui autobiografi, kita dapat merasakan pengalaman langsung dan refleksi pribadi dari penulisnya.

Dalam dunia yang terus berkembang, kisah-kisah hidup ini tetap menjadi sumber inspirasi dan pembelajaran bagi banyak orang.

Mereka membantu kita memahami berbagai aspek kehidupan, baik itu kesuksesan, kegagalan, perjuangan, maupun kebahagiaan.

Dengan membaca dan mempelajari biografi dan autobiografi, kita dapat mengambil pelajaran berharga yang dapat diterapkan dalam kehidupan kita sendiri, serta menghargai perjalanan hidup orang lain dengan cara yang lebih mendalam.

Kaidah kebahasaan teks biografi

Teks biografi adalah sebuah tulisan yang menggambarkan riwayat hidup seseorang.

Dalam menulis biografi, terdapat kaidah kebahasaan tertentu yang harus diperhatikan agar teks tersebut tersusun dengan baik dan informatif.

Berikut adalah beberapa kaidah kebahasaan yang umum digunakan dalam teks biografi, beserta penjelasannya.

1. Penggunaan kata ganti orang letiga tunggal

Salah satu kaidah kebahasaan yang penting dalam teks biografi adalah penggunaan kata ganti orang ketiga tunggal seperti "ia," "dia," atau "beliau." Kata ganti ini digunakan untuk merujuk pada tokoh yang diceritakan, dan biasanya disertai dengan penyebutan nama tokoh atau panggilan tokoh secara bervariasi.

Contoh:

George Saa, putra Papua yang sangat menyukai pelajaran fisika.

Ia berasal dari keluarga yang kurang mampu secara ekonomi.

Berkat ketekunannya, Si Genius dari Papua ini mendapatkan beasiswa hingga ke luar negeri.

2. Penggunaan kata kerja tindakan

Teks biografi banyak menggunakan kata kerja tindakan untuk menjelaskan peristiwa-peristiwa atau perbuatan fisik yang dilakukan oleh tokohKata kerja ini membantu menggambarkan aktivitas dan kegiatan yang dilakukan oleh tokoh secara lebih konkret.

Contoh:

George belajar dengan tekun setiap malam, membaca buku-buku fisika di bawah lampu minyak.

Ia berjalan kaki sejauh lima kilometer setiap hari untuk pergi ke sekolah.

Saat di laboratorium, ia sering melempar berbagai ide untuk eksperimen baru.

3. Penggunaan kata deskriptif

Kata deskriptif digunakan untuk memberikan informasi secara rinci tentang sifat-sifat dan karakteristik tokoh.

Kata-kata ini sering kali mencakup kata sifat yang mendeskripsikan watak tokoh.

Penggunaan kata sifat ini biasanya didahului oleh kata kopulatif seperti "adalah" atau "merupakan."

Contoh:

George adalah seorang pemuda yang genius dan rajin.

Ia merupakan sosok yang sangat ulet dalam mengejar mimpinya.

Sikapnya yang pantang menyerah membuat banyak orang terinspirasi olehnya.

4. Penggunaan kata kerja pasif

Dalam teks biografi, kata kerja pasif sering digunakan untuk menjelaskan peristiwa yang dialami oleh tokoh sebagai subjek yang diceritakan.

Kata kerja pasif ini membantu menggambarkan pengalaman atau kejadian yang menimpa tokoh tersebut.

Contoh:

George diberi penghargaan sebagai siswa terbaik di sekolahnya.

Ia ditugaskan untuk mengikuti olimpiade fisika tingkat nasional.

Setelah itu, George dipilih sebagai perwakilan Indonesia untuk kompetisi internasional.

5. Penggunaan kata kerja mental

Kata kerja mental digunakan dalam biografi untuk menggambarkan peran tokoh dalam memahami, merasakan, atau berhubungan dengan situasi tertentu.

Kata kerja ini membantu menunjukkan aspek psikologis dan emosional dari tokoh.

Contoh:

George memahami betapa pentingnya pendidikan bagi masa depannya.

Ia menyetujui untuk bersekolah di luar negeri demi mengembangkan potensinya.

Ketekunan dan semangatnya telah menginspirasi banyak anak muda di Papua untuk bermimpi lebih tinggi.

George sangat mencintai ilmu pengetahuan, terutama fisika.

6. Penggunaan kata sambung, kata depan, dan nomina berkaitan waktu

Teks biografi biasanya mengikuti urutan waktu yang kronologis.

Oleh karena itu, penggunaan kata sambung, kata depan, dan nomina yang berkaitan dengan waktu sangat penting untuk menunjukkan urutan kejadian.

Contoh:

Pada tahun 1995, George lahir di sebuah desa kecil di Papua.

Sejak kecil, ia sudah menunjukkan minat yang besar pada ilmu pengetahuan.

Saat itu, kondisi keluarganya yang kurang mampu tidak menghalanginya untuk belajar dengan giat.

Pada usia 10 tahun, ia sudah bisa menyelesaikan buku-buku fisika yang kompleks.

Kemudian, pada tahun 2012, ia berhasil mendapatkan beasiswa untuk belajar di luar negeri.

Selama masa studinya, George terus menunjukkan prestasi yang gemilang.

Kaidah kebahasaan dalam teks biografi berfungsi untuk memastikan bahwa riwayat hidup tokoh yang diceritakan tersusun dengan baik, informatif, dan mudah dipahami oleh pembaca.

Penggunaan kata ganti orang ketiga, kata kerja tindakan, kata deskriptif, kata kerja pasif, kata kerja mental, serta kata sambung dan kata depan yang menunjukkan urutan waktu, semuanya berperan penting dalam menciptakan sebuah teks biografi yang lengkap dan menarik.

Dengan memahami dan menerapkan kaidah-kaidah ini, penulis dapat menyusun biografi yang tidak hanya memberikan informasi tentang kehidupan tokoh, tetapi juga menggambarkan karakter dan perjalanan hidup mereka dengan jelas dan hidup.

Kaidah kebahasaan teks autobiografi

Teks autobiografi adalah bentuk tulisan yang menggambarkan riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang itu sendiri.

Autobiografi biasanya berisi pengalaman pribadi, refleksi, dan pandangan hidup penulis.

Untuk menyusun sebuah teks autobiografi yang baik dan informatif, terdapat beberapa kaidah kebahasaan yang harus diperhatikan.

Berikut adalah penjelasan mengenai kaidah kebahasaan dalam teks autobiografi beserta contoh-contohnya.

1. Penggunaan kata hubung/penghubung

Kata hubung atau konjungsi berfungsi sebagai penyambung antara satu kata dengan kata lain, satu frasa dengan frasa lain, atau satu kalimat dengan kalimat lain.

Kata hubung ini membantu menyusun narasi yang kohesif dan mudah dipahami.

Contoh:

"Saat itu, saya baru berusia delapan tahun dan sering menghabiskan waktu bermain di kebun belakang rumah. Namun, suatu hari, saya menemukan sebuah buku tua yang sangat menarik perhatian saya. Buku itu penuh dengan cerita-cerita petualangan yang menakjubkan."

2. Penggunaan kata kerja

Kata kerja digunakan untuk menjelaskan tindakan atau perbuatan yang dilakukan oleh tokoh, dalam hal ini penulis sendiri.

Kata kerja ini membantu menggambarkan aktivitas dan kejadian yang dialami penulis secara lebih konkret.

Contoh:

"Saya memutuskan untuk belajar keras demi meraih impian saya menjadi seorang dokter. Setiap hari, saya bangun pagi-pagi dan mulai membaca buku-buku kedokteran. Saya juga mengikuti berbagai kursus tambahan untuk memperdalam pengetahuan saya."

3. Penggunaan rujukan kata

Rujukan kata digunakan untuk merujuk pada kata atau frasa yang telah diungkapkan sebelumnya dalam teks.

Ini membantu menjaga keterkaitan antarbagian teks dan memudahkan pembaca mengikuti alur cerita.

Contoh:

"Di sekolah menengah, saya bertemu dengan seorang guru yang sangat menginspirasi. Guru itu, Pak Budi, selalu mendorong saya untuk terus berusaha dan tidak pernah menyerah. Nasihatnya sangat berharga bagi saya."

4. Penggunaan keterangan waktu

Keterangan waktu digunakan untuk menunjukkan peristiwa, waktu, dan tempat yang dialami oleh tokoh.

Ini membantu pembaca memahami kronologi kejadian dan konteks di mana peristiwa tersebut terjadi.

Contoh:

"Pada tahun 1998, saya lulus dari sekolah menengah dengan nilai yang memuaskan. Setelah itu, saya melanjutkan pendidikan di universitas di kota besar. Selama masa kuliah, saya banyak belajar tentang berbagai hal, termasuk tantangan hidup di kota metropolitan."

Contoh Teks autobiografi

Berikut ini adalah contoh teks autobiografi yang menerapkan kaidah kebahasaan di atas:

1. Masa kecil di desa

Saya dilahirkan pada tanggal 15 Mei 1985 di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh pegunungan dan sawah yang luas.

Sejak kecil, saya terbiasa hidup sederhana dan dekat dengan alam.

Di desa itu, saya tinggal bersama kedua orang tua dan dua saudara kandung saya.

Saat itu, saya baru berusia delapan tahun dan sering menghabiskan waktu bermain di kebun belakang rumah.

Namun, suatu hari, saya menemukan sebuah buku tua yang sangat menarik perhatian saya.

Buku itu penuh dengan cerita-cerita petualangan yang menakjubkan.

Sejak saat itu, saya mulai gemar membaca dan bermimpi bisa melihat dunia luar yang luas dan penuh misteri.

2. Perjalanan pendidikan

Ketika menginjak usia sekolah menengah, saya pindah ke kota terdekat untuk melanjutkan pendidikan.

Di sekolah menengah, saya bertemu dengan seorang guru yang sangat menginspirasi.

Guru itu, Pak Budi, selalu mendorong saya untuk terus berusaha dan tidak pernah menyerah.

Nasihatnya sangat berharga bagi saya.

Pada tahun 1998, saya lulus dari sekolah menengah dengan nilai yang memuaskan.

Setelah itu, saya melanjutkan pendidikan di universitas di kota besar.

Selama masa kuliah, saya banyak belajar tentang berbagai hal, termasuk tantangan hidup di kota metropolitan.

Saya memutuskan untuk belajar keras demi meraih impian saya menjadi seorang dokter.

Setiap hari, saya bangun pagi-pagi dan mulai membaca buku-buku kedokteran.

Saya juga mengikuti berbagai kursus tambahan untuk memperdalam pengetahuan saya.

3. Mengejar impian

Setelah menyelesaikan pendidikan di universitas, saya berhasil meraih gelar dokter pada tahun 2005.

Perjuangan saya belum berakhir di situ.

Saya memilih untuk bekerja di sebuah rumah sakit di daerah terpencil, tempat yang sangat membutuhkan tenaga medis.

Di sana, saya melihat langsung betapa sulitnya akses kesehatan bagi masyarakat pedesaan.

Pada tahun 2010, saya diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan spesialis di luar negeri.

Pengalaman ini membuka wawasan saya tentang teknologi medis terbaru dan cara penanganan penyakit yang lebih efektif.

Sekembalinya ke Indonesia, saya bertekad untuk mengaplikasikan pengetahuan yang saya peroleh demi meningkatkan layanan kesehatan di daerah asal saya.

4. Kontribusi dan refleksi

Selama bertahun-tahun bekerja sebagai dokter, saya telah membantu banyak pasien dan berkontribusi pada berbagai proyek kesehatan masyarakat.

Saya merasa sangat bersyukur bisa menjalani profesi yang memberikan dampak positif bagi banyak orang.

Melihat kembali perjalanan hidup saya, saya menyadari bahwa setiap tantangan dan rintangan yang saya hadapi telah membentuk saya menjadi pribadi yang lebih kuat dan bijaksana.

Saya berharap kisah hidup saya dapat menginspirasi orang lain untuk tidak pernah menyerah dalam mengejar impian mereka, apapun rintangan yang menghadang.

Akhir kata

Demikianlah penjelasan tentang kaidah kebahasaan dalam teks biografi dan autobiografi, beserta contoh penerapannya dalam sebuah teks.

Dengan memahami dan menerapkan kaidah-kaidah ini, penulis dapat menyusun biografi dan autobiografi yang tidak hanya memberikan informasi tentang kehidupan mereka, tetapi juga menggambarkan pengalaman dan perjalanan hidup mereka dengan jelas dan inspiratif.

Favorit —

Posting Komentar